LAPORAN BIOLOGI
KERJA ENZIM KATALASE
Disusun oleh
Nama : Anwarul
Kelas : XII IPA 1
No : 02
SMA NEGERI 1 JETIS
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
KERJA ENZIM KATALASE
I.
TUJUAN
Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas enzim katalase.
II.
DASAR TEORI
Enzim adalah senyawa yang
dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel
badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen
Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh
yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung
Bentuk reaksi kimianya adalah:
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung
Bentuk reaksi kimianya adalah:
H2O
--> H2O + O2
Enzim
tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim
adalah sebagai berikut :
- Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu
tinggi atau rendah. Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
- Derajat
keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan
pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan
yang sedikit sempit (pH = ±7).
Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan
aktivitas enzim dengan cepat.
- Konsentrasi
enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam
keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding
dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH,
suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas
tertentu sebanding dengan substrat yang ada.
Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi
substrat dapat menetukan laju reaksi.
- Inhibitor
enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat
sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan
terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
III.
ALAT DAN BAHAN
a. Rak dan tabung reaksi
b. Pisau cutter
c. Pipet tetes
d. Lampu spiritus
e. Penjepit tabung reaksi
f. Pinset
g. Lidi
h. Korek api
i.
Hati
dan jantung ayam
j.
H2O2
k. NaOH, HCl
l.
Es
m. Air
IV.
CARA KERJA
a. Membuat hati ayam menjadi
potongan-potongan kecil dengan ukuran ± 0,5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm (± 25 potong).
b. Menyiapkan lidi kering dan menyalakan
lampu spiritus.
c. Mengisi tabung reaksi dengan air
masing-masing setinggi 1 cm.
d. Memasukkan 5 potong hati ayam ke dalam
masing-masing tabung reaksi tersebut.
e. Mengocok potongan hati ayam yang telah
ditambah air di dalam tabung reaksi.
f. Meneteskan 5 tetes H2O2
ke dalam salah satu tabung reaksi yang berisi hati ayam dan segera menutupnya
dengan ibu jari.
g. Mengamati banyaknya gelembung udara yang
terbentuk (banyak = +++, sedang = ++, sedikit = +, tidak ada = -).
h. Menyiapkan lidi membara, dan kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah dibuka.
i.
Mengamati
apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut (menyala, tidak menyala).
j.
Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel.
k. Mengulangi langkah no. 3 s.d. no. 10
dengan perlakuan sebagai berikut :
i.
Pada
langkah no. 4, ditambahkan 5 tetes HCl
ii. Pada langkah no. 4, ditambahkan 5 tetes
NaOH
iii. Pada langkah no. 4, dipanaskan sampai
mendidih
l.
Mencuci
dan membersihkan kembai tabung –tabung reaksi dan alat-alat yang telah
digunakan
V.
TABEL HASIL PENGAMATAN
v Pada hati ayam
Perlakuan
|
Gelembung
|
Dimasukkan bara api
|
Ekstrak + H2O2
|
+ + +
|
Menyala
|
Ekstrak + HCl + H2O2
|
-
|
Tidak menyala
|
Ekstrak + NaOH + H2O2
|
+ +
|
Tidak menyala
|
Ekstrak + H2O2 (mendidih)
|
-
|
Tidak menyala
|
v Pada jantung ayam
Perlakuan
|
Gelembung
|
Dimasukkan bara api
|
Ekstrak + H2O2
|
+ + +
|
Menyala
|
Ekstrak + HCl + H2O2
|
-
|
Tidak menyala
|
Ekstrak + NaOH + H2O2
|
+ +
|
Tidak menyala
|
Ekstrak + H2O2 (mendidih)
|
-
|
Tidak menyala
|
Keterangan :
+ + + = banyak gelembung
+ + = gelembungnya sedang
+ = sedikit gelembung
- = tidak ada gelembung
VI.
PEMBAHASAN
Enzim adalah
katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya
mengatalisis reaksi kimia tertentu.
Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2
à 2H2O + O2
Hal ini dapat
dibuktikan dengan percobaan. Percobaan
ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam dan jantung ayam
(sebagaiperbandingan). Hati ayam
digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Hati ayam dan jantung ayam kemudian dibuat
ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat
diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
v Pada hati ayam
1. Ekstrak ditambah H2O2
(hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2
terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati
ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air),
sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala
api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2
juga diuraikan menjadi oksigen (O2).
2. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini
dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah H2O2
ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya
juga tidak terjadi nyala api. Hal ini
menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu
asam.
3. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini
dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2
ternyata terbentuk gelembung udara yang
sedang, tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala
api. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
4. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan
kemudian ditambah H2O2, ternyata tidak timbul gelembung
udara dan saat bara api dimasukkan ke
dalamnya juga tidak timbul nyala api.
Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat
di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2.
v Pada jantung ayam
Sebagai
perbandingan, digunakan jantung ayam yang kandungan enzim katalasenya lebih
sedikit dibandingkan dengan hati ayam.
1. Ekstrak ditambah H2O2
Hasilnya sama seperti pada
ekstrak hati ayam, tetapi terbentuknya gelembung sedikit lama.
2. Ekstrak ditambah HCl an H2O2
Hasilnya sama seperti pada
ekstrak hati ayam.
3. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Gelembung udara yang terbentuk
sedikit dan juga tidak terbentuk nyala api.
Gelembung udara yang terbentuk sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
ekstrak hati ayam.
4. Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah
H2O2
Hasilnya sama seperti pada
ekstrak hati ayam.
Dari
percobaan dapat diketahui bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh derajat keasaman
(pH) dan suhu. Pada pH terlalu asam dan
basa, enzim menjadi non aktif, sehingga tidak dapat bekerja. Sedangkan pada saat dididihkan, suhu menjadi
tinggi sehingga enzim menjadi rusak (denaturasi). Hal ini menyebabkan enzim katalse tidakdapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa. Penambahan asam, basa,
maupun pemanasan yang ekstrim dapat merusak enzim.
Bantul, 12 oktober 2009
Penyusun
Anwarul
|
No comments:
Post a Comment